Jumat, 08 Maret 2013


HAKIKAT CINTA

Cinta itu laksana pohon di dalam hati. Akarnya adalah ketundukan kepada kekasih yang dicintai, dahannya adalah mengetahuinya, rantingnya adalah ketakutan kepadanya, daun-daunnya adalah malu kepadanya, buahnya adalah ketaatan kepadanya dan air yang menghidupinya adalah menyebut namanya. Jika di dalam cinta ada satu bagian yang kosong berarti cinta itu berkurang. Apabila Allah Subhanahu wata’ala cinta kepada kita maka seluruh makhluk di langit dan di bumi akan mencintainya, seperti hadits dari Abu Hurairah bahawa Nabi Muhammad Sholallahu ‘alaihi wassalam telah bersabda yang artinya: “Jika Allah Subhanahu wata’ala mencintai seseorang hamba, maka Jibril berseru, “Sesungguhnya Allah Subhanahu wata’ala mencintai Fulan, maka cintailah dia!” para penghuni langit mencintainya, kemudian dijadikan orang-orang yang menyambutnya di muka bumi.” [Riwayat Bukhari dan Muslim] ,Abu Daud dari hadist Abu Dzar, dia berkata: Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Amal yang paling utama ialah mencintai kerana Allah Subhanahu wata’ala dan membenci kerana Allah Subhanahu wata’ala” Imam Ahmad berkata: “Kami diberitahu oleh Isma’il bin Yunus, dari Al-Hassan bahwa Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Demi Allah, Allah Subhanahu wata’ala tidak akan mengazab kekasih-Nya, tetapi Dia telah mengujinya di dunia.” Bagaimanakah yang dikatakan hakikat cinta itu? Banyak mengingat pada yang dicintai, membicarakan dan menyebut namanya. Apabila seseorang itu mencintai sesuatu atau seseorang, maka sudah tentu  kan senantiasa mengingatnya di hati atau menyebutnya dengan lisan. Oleh yang demikian, Allah Subhanahu wata’ala memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk segera mengingat-Nya dalam  keadaan apapun ,sebagaimana difirmankan oleh Allah Subhanahu wata’ala: “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu bertemu dengan sesuatu pasukan (musuh) maka hendaklah kamu tetap teguh menghadapinya, dan sebutlah serta ingatilah Allah (dengan doa) sebanyak-banyaknya, supaya kamu berjaya (mencapai kemenangan).” [Al-Anfaal:45]
Lalu hakikat cinta yang seperti apa yang harus kita miliki,kepada siapakah kita akan memberikannya dan bagaimana memenegemennya dengan baik?
Sahabat,cinta itu hakikatnya adalah suci,,,karna Allahlah cinta itu tercipta,,,dan segala sesuatu yang berasal dari-Nya adalah suci.Pantaskah kita menodai kesucian itu dengan sebuah cinta yang belum pantas kita pelihara,yang belum pantas kita urai dengan kata-kata,yang datang belum tepat pada waktunya,dan kitapun tak bisa menjamin keabadiannya.Cinta apakah itu?Cinta yang semata mata kita tujukan pada seseorang yang belum tentu menjadi milik kita,yang belum tentu Allah mentakdirkannya menjadi pendamping hidup kita.
Saat ini tentu kita sudah tidak asing lagi dengan kata yang sudah menjadi tranding topik di masyarakat,,,,apalagi kalau bukan‘pacaran’.Banyak diantara saudara-saudara kita yang terjerumus dalam jebakan setan yang satu ini.Maka sesungguhnya bagi seorang muslim yang sudah mengetahui apa hukumnya,wajib untuk menghindari perbuatan tersebut.
Mari kita kaji bersama-sama mengapa pacaran adalah salah satu hal yang harus ditinggalkan dan harus dihapus dari kamus seorang muslim.
Hal pertama yang dilakukan seseorang ketika berpacaran adalah selalu membayangkan wajahnya,selalu mengingat-ingatnya,selalu memujinya...dan semua itu termasuk perbuatan yang mendekati zina yaitu zina hati(panjang angan-angan dan membayangkan yang tidak semestinya).Saat bertemu dengan ‘si dia’,mulailah ia memandangnya dengan tatapan penuh cinta,melihatnya seolah-olah tak ingin lepas dari memandangya,,,(termasuk zina pengelihatan;melihat segala sesuatu yang bukan menjadi haknya).Setelah puas memandangnya mulailah menggenggam tangannya,mengelus rambutnya,memeluknya,dll(termasuk ikhtilat;membaur dengan yang bukan mahram).dan masih banyak zina yang dilakukan ketika seseorang berpacaran seperti zina pendengaran,zina perkataan yang mungkin bisa berakhir dengan perbuatan zina.”naudzubillah”
Ketahuilah saudariku bahwa apapun yang kita lakukan saat ini tidak lepas dari pengawasan Allah,tidak lepas dari cataan malaikat yang akan selalu berada disamping kita,dan apapun yang kita lakukan akan dimintai pertanggungjawaban diakhirat kelak.
Bagimana dengan orang yang berdalih bahwa dia tidak pacaran,tapi hanya teman dekat,dia selalu mengingatkan dan membangunkannya untuk mengaji,sholat dhuha,tahajut, dsb...bukankah itu hal yang baik,saling mengingatkan dalam kebaikan.Apakah dalih yang seperti ini dibenarkan...? Maka jawabannya adalah tidak. Ingatlah saudariku zina itu cabangnya bermacam-macam,kalaupun kita tidak berikhtilat,tidak pacaran,tapi kasus yang satu ini sudah tentu membuat kita selalu membayangkan ‘si dia’,inilah letak dosanya karena termasuk zina hati,dan inilah yang sangat berbahaya.Mengapa? 1) Setan akan selalu membujuk rayu kita dengan beribu-ribu cara agar kita mengikuti langkahnya yang sesat(...zina...),dia menggoda kita dari arah depan,belakang,atas,bawah..hingga mungkin saja kita terperangkap dalam tipu muslihatnya...ia selalu membuat kita memandang suatu hal maksiat yang dilarang agama menjadi suatu hal yang indah dipandang oleh mata,dan menyenangkan bila dilakukan. 2) Kita tidak bisa menjamin intensitas keimanan kita,mungkin saat ini iman kita 100% baik,tapi belum tentu esok hari masih demikian.Oleh karenanya sangat mudah terjerumus dalam kemaksiatan.
Sehingga hakikat cinta yang harus kita miliki saat ini tidak lain dan tidak bukan hanyalah cinta semata-mata untuk Allah Subhanahu wata’ala,dengan mempersembahkan penghambaan terbaik kita untuk-Nya,menjauhi segala larangan-Nya dan menjalankan semua perintah-Nya.Sungguh merugilah kita bila memasukkan cinta lain dan membiarkannya tumbuh subur berdampingan dengan cinta-Nya yang susah payah kita cari dan dapatkan.Relakah kita kehilangan cinta-Nya demi mendapatkan cinta orang lain yang takkan pernah abadi.
Sahabat, yakinlah bahwa sudah merupakan janji Allah seorang wanita sholihah akan mendapatkan laki-laki sholih juga dan wanita penzina akan mendapatkan laki-laki penzina.Tidakkah cukup janji Allah itu bagi kita,???Yang harus kita lakukan sebagai muslimah saat ini adalah berusaha untuk menjadi wanita sholihah,yang kafah akan agamanya,yang mencintai Rabbnya dengan setulus jiwa,dan mengutamakan cinta itu diatas segalanya,Maka niscaya laki-laki yang akan menjadi pendamping kita kelak akan melakukan hal yang sama diluar sana,karena Allah telah mempersiapkannya untuk kita.
Adapun cara-cara untuk menghindari cinta syahwati,diantaranya:
1.Dzikrullah (ingat Allah)
2.Hindari kegiatan melamun
3.Tundukkan pandangan
4.Hindari maniak sinetron,infotaiment,film dkk
5.Isi waktu dengan berbagai hal yang bermanfaat
Penyimpangan-penyimpangan syahwati seperti pacaran,perzinaan,homosex,lesbi dll adalah bentuk-bentuk ujian cinta yag apabila tak lolos dilalui akan melahirkan bencana.Bangunlah cinta yang agung,cinta kepada Allah Subhanahu wata’ala.Yakin bahwa dengan mencintai-Nya akan mampu menyingkirkan cinta syahwat yang berujung maksiat,dengan membangun cinta alami nan sehat,yang bisa disalurkan secara syar’i(menikah bila telah mampu)
Membangun keyakinan itu dengan doa seperti yang diajarkan Rasulullah:
“Ya Allah berikan kecukupan dan kepuasan dengan apa yang Engkau halalkan dari apa yang Engkau haramkan.Ya Allah berikan kecukupan dan kepuasan dengan ketaatan kepada-Mu dari kemaksiatan kepada-Mu,Ya Allah berikan kecukupan dan kepuasan dengan karunia-Mu dari apa selain-Mu.”
Melawan gejolak syahwat,seperti berusaha untuk tidak berkhalwat atau berzina,adalah bentuk jihad terhadap jiwa,agar tetap sesuai aturan Illahi.Waspadalah terhadap godaan setan.Tak usahlah membangun ikatan-ikatan cinta seperti TTM-an,pacaran,dating,kencan dsb.padahal belum siap menikah.
“Tiga hal siapa yang tiga hal tersebut ada pada diri seseorang akan mendapatkan kelezatan iman:Allah dan RasulNya lebih ia cintai daripada selain keduaNya,dan tidaklah mencintai seseorang kecuali karena Allah,dan ia membenci kembali kepada kekufuran setelah Allah selamatkan darinya sebagaimana benci dicampakkan ke dalam api”(HR.Bukhari).

           

                                                Wallahu’alam bisawab




Tidak ada komentar:

Posting Komentar