Jumat, 08 Maret 2013

AL-IMAN



إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ  نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ
وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا
مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ  وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
Sesungguhnya segala puji hanya bagi Allah,  kami memuji-Nya,  seraya memohon pertolongan dan ampunan-Nya,  dan kami memohon perlindungan Allah dari keburukan-keburukan nafsu kami dan dari akibat buruk perilaku kami.
Barangsiapa yang telah diberi petunjuk oleh Allah kepadanya,  tidak akan ada yang dapat menyesatkannya,  dan barangsiapa yang telah disesatkan,  tidak akan ada yang dapat memberikan petunjuk kepadanya.
Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang layak disembah melainkan  Allah saja,  tidak ada sekutu bagi-Nya.

AL-IMAN
Pendahuluan
Konsep-konsep tentang Iman, Islam dan Ihsan mungkin sudah pernah kita pelajari. Namun ternyata gambaran yang kita miliki selama ini belum cukup valid (shohih) dan integral (syamiil), karena kita melihat Iman, Islam dan Ihsan secara sektoral dan terpisah satu sama lain.

Padahal ketiga konsep tersebut adalah merupakan satu bangunan yang dapat disebut sebagai RUMAH KITA, yang secara global terdiri dari tiga bagian utama, yaitu :
1. RUKUN IMAN, yang berfungsi sebagai lapisan fondasinya.
2. RUKUN ISLAM, yang berfungsi sebagai tiang penyangganya.
3. IHSAN, yang berfungsi sebagai atapnya.

Artinya: tegaknya Islam pada diri seseorang tergantung pada kualitas pondasinya dan daya tahan Islam pada diri seseorang tergantung pada kualitas atapnya. Jadi satu sama lain saling membantu, menguatkan dan memelihara.
Hakikat Iman
Pengertian Iman menurut ahlussunah : Iman terdiri dari tiga unsur, yaitu pembenaran dengan hati, diikrarkan dengan lisan dan diamalkan dengan anggota badan, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Jadi, Iman adalah keyakinan dan sekaligus juga amal [49:15].

Rukun Iman
Rukun Iman merupakan basis konsepsional atau landasan idiil yang mendasari pemikiran, ucapan dan tindakan seorang muslim. Artinya: seorang muslim yang beriman maka pemikiran, ucapan dan tindakannya tidak akan bertentangan dengan keimanannya kepada Allah, Malaikat, Kitab, Rasul, Taqdir dan Kiamat. Orang yang beriman haruslah beriman kepada enam Rukun iman (2:285, 4:136) dan Hadits Ketika Nabi ditanya Malaikat Jibril tentang iman, maka jawab Nabi. ”Hendaklah engkau beriman kepada Allah, kepada Malaikat-Nya, kepada kitab-kitabNya, kepada Utusan-utusanNya, kepada Hari Kiamat dan hendaklah engkau beriman kepada Qodar yang baik dan yang buruk” (HR Muslim), barangsiapa yang mengingkari salah satunya maka ia telah mengingkari seluruh Rukun Iman.

1. Iman kepada Allah SWT . Konsekuensinya : mencintai Allah SWT [2:165]. Tanda-tandanya: lihat QS 8:2. Akibatnya: ikh1ash dalam menjalankan perintah-perintahNya.
2. Iman kepada Malaikat [50:16-18]. Konsekuensinya: tidak mungkin Seorang mu’min berbuat ma’siat karena selalu ditongkrongi Malaikat.
3. Iman kepada Kitab-Kitab [2:2, 20:1-3] Konsekuensinya: menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup.
4. Iman kepada Nabi dan Rasul [33:40]. Konsekuensinya: mencintai dan mengikutinya [3:31-32].
5. Iman kepada Hari Akhir [3:185]. Konsekuensinya: mempersiapkan diri untuk menghadapiNya.
6. Iman kepada Takdir [22:7]. Konsekuensinya: berprinsip bahwa “Janganlah kita mempersoalkan apa-apa yang Allah ingin lakukan terhadap kita, tetapi kita harus melakukan apa-apa yang Allah ingin dari kita.”

Makna Alhamdulillah
Alhamdu = pujian terhadap suatu kebaikan yang didasari oleh ikhtiar.
Allah memiliki prestasi yang tak mungkin disamai oleh manusia. Allah SWT dipuji atas keindahan nama-namaNya dan kebaikan perbuatanNya. Dalam Qur’an pujian terhadap Allah seperti dalam QS. 14: 39, QS. 27: 15 dan 93.
Alasan Allah dipuji:
- Allah Maha Pembuat Prestasi [40:62]
- Allah Maha Indah dalam nama-namaNya [20: 8, QS 7:180]
- Allah maha baik dalam perbuatannya [32:7)
- Allah mencipta segala sesuatu berdasarkan pengetahuan iman kehendaknya [ 20: 111]

Makna Robbul’ alamin

• Rabb = Pemilik yang mengatur urusan hambaNya .
• Al-’Alamin= apa yang diketahui, berarti alam manusia dan jin dan kelompok-kelompok mereka 17. 80 dan 3: 42] .
• Sekurang-kurangnya harus ada 4 kata sekaligus untuk dapat menterjemahkan Rabb secara tepat dan sempurna, yaitu:

1. Allah sebagai Pencipta [2: 164]
Manusia tidak mencipta, ia hanya merekayasa, membuat dan menyusun. Manusia membuat sesuatu karena diilhami oleh fenomena ciptaan Allah, contoh helikopter yang diilhami oleh capung, sistem radar yang diilhami oleh cara kelelawar terbang di gua gelap. Sekalipun ia merekayasa atau menyusun bentuk baru pasti bahan bakunya diambil dari ciptaan Allah juga. A11ah sebagai pencipta menantang manusia untuk menciptakan lalat, dalam QS.15:73.

2. Allah sebagai Pemilik [14:2]
Siapa yang mencipta pasti memiliki. Aksioma ini tidak berlaku bagi manusia, tapi berlaku mutlak bagi Allah SWT, karena Allah SWT mencipta atas iradat dan kehendakNya sendiri. Allah Pencipta dan otomatis Allah sebagai Pemiliknya.
3. Allah sebagai Pemelihara [15:9]
Allah memiliki sesuatu yang ia ciptakan sendiri, oleh karena itu Ia tidak akan lalai untuk menjaga dan memeliharanya.

4. Allah sebagai Penguasa [15:16-27]
Allah adalah sebagai Pencipta, Pemilik dan sekaligus Pemelihara atas alam semesta ini, tentu saja Dia adalah Penguasa mutlak atas semua yang ada di dalamnya. Apabila ada satu saja urusan atau aturan yang dilakukan atau diberlakukan oleh manusia secara nyata-nyata bertentangan dengan aturanNya, berarti manusia telah subversif kepadanya. Nauzu billaahi min dzalik!





Kembalilah Saudaraku……….
Saudaraku ..Tulisan ini kutujukan kepadamu, …… kepadamu yang mengharapkan Ridho Allah dan kenikmatan yang kekal di sisiNya, serta takut kepada siksa dan azab yang Allah Ta’ala siapkan untuk orang-orang yang bermaksiat dan kafir.Kepadamu saudaraku, yang pernah merasakan manisnya keimanan dan nikmatnya berjalan diatas jalan yang lurus serta indahnya mendekatkan diri kepada Allah.Kepadamu saudaraku, yang dulu bersemangat dan berpacu menuntut ilmu serta mengajak kepada kebaikan.Kepadamu saudaraku yang dulu sering kulihat berzikir, membaca dan menghapalkan Al Qur’an.
Apa yang terjadi pada dirimu? Kenapa engkau kini mulai menjauh dari teman-temanmu yang rajin sholat berjama’ah, cinta kepada ilmu agama, gemar mempelajari Al Qur’an dan Hadits serta membaca buku-buku yang bermanfaat?Kenapa aku melihat semangatmu memudar, penampilanmu juga berubah ..tidak lagi seperti dulu yang berusaha mengikuti sunnah-sunnah Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam?ingatkah engkau, ketika itu engkau berhenti dari tempatmu bekerja, kenapa?!Ketika itu engkau mengatakan, karena tidak bisa sholat berjama’ah ke mesjid!Karena engkau takut fitnah syahwat yang slalu menggoda!Karena engkau ingin meninggalkan nyanyian dan menggantikannya dengan mendengarkan Al Qur’an!Karena engkau ingin menjaga ‘iffah dirimu!Karena engkau ingin menjaga Dinmu!!
Saudaraku .. kenapa aku lihat syahwat mulai mengalahkanmu, hasrat pun membelenggumu..wajahmu tidak pernah lagi kulihat di majelis-majelis ilmu!Apakah engkau telah menyimpulkan bahwa iltizam dan keistiqomahanmu serta keta’atanmu kepada Robbmu selama ini sebuah kesalahan, lalu engkau memilih jalan lain; jalan yang menyimpang, maksiat dan kelalaian – agar engkau bisa sampai ke surga Firdaus?!Ataukah engkau mengira jalan yang telah engkau tempuh selama ini terasa terlalu panjang dan berat, lalu engkau tidak sabar dan memilih jalan orang-orang lalai dan lengah yang diperbudak hawa nafsu mereka, yang keinginan mereka hanyalah sebatas diri mereka sendiri, tidak peduli kepada Dinullah dan Dakwah Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam.Ataukah engkau telah melupakan kematian dan sakarat-nya …Melupakan kuburan dan kegelapannya …Hari kiamat dan kedahsyatannya …Neraka dan keras azabnya …Semoga Allah melindungimu dari itu semua.Dan semoga Allah tidak menjadikanmu termasuk orang-orang yang dikatakanNya,
“Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al Kitab), kemudian dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai dia tergoda), Maka jadilah dia Termasuk orang-orang yang sesat.” (Al A’rof : 175)

                Kuharap dadamu lapang dan maafkan aku karena kerasnya kata-kataku kepadamu. Akan tetapi kecintaanku kepadamu yang kusimpan di dalam dadaku, dan kekhawatiran su-ul khotimah atas dirimu .. hal itulah yang telah membakar hatiku. Setiap kali aku melihat kondisimu yang membuat gembira musuhmu (Syetan beserta pengikutnya) serta membuat sedih teman-teman dan orang-orang yang mencintaimu.Saudaraku, akankah engkau kembali sebelum kematian mendatangi?. Kapankah engkau kembali kepada taman keta’atan dan telaga taubat serta istiqomah yang penuh rahmah dan berkah dari Allah?.“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui”.(Ali Imron : 135)
Tumbuhkanlah harapanmu, bangunlah asamu, sesungguhnya engkau memiliki Robb yang maha luas ampunanNya, membentangkan TanganNya siang dan malam untuk mengampuni orang-orang yang berdosa.Akuilah dosamu .. tangisilah kesalahan dan kelalaianmu. Mintalah kepada Allah, agar Ia tidak menghinakanmu di hari pembalasan, serta agar Ia memutihkan wajahmu ketika dihitamkan wajah-wajah pelaku maksiat dan orang-orang kafir.Mulailah lembaran baru yang putih bersama Allah Ta’ala dengan keta’atan dan taubat nashuhah.“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (Al Kahfi : 28)
Palingkanlah wajahmu dari teman-teman yang tidak baik, dari orang-orang yang tidak peduli apakah engkau nanti di syurga atau di neraka. Bahkan lebih dari itu, kelak mereka di hari kiamat meminta kepada Allah Ta’ala supaya Allah menambahkan azab yang berlipat untuk teman-teman mereka.
“mereka berkata (lagi): “Ya Tuhan kami; barang siapa yang menjerumuskan kami ke dalam azab ini Maka tambahkanlah azab kepadanya dengan berlipat ganda di dalam neraka”. (Shod : 61)
Bersihkan dari dirimu debu-debu dosa dan kelengahan. Bergabunglah dengan kafilah yang berjalan menuju Allah Ta’ala.Kembalilah saudaraku …...kepada Allah Ta’ala, agar engkau kembali menjadi telaga kebaikan yang selalu mengalirkan manfaat untuk yang lainnya.Terakhir saudaraku, kalimat-kalimat ini mungkin keras dan tajam, akan tetapi ia memancar dari cinta yang tulus, hatiku lebih dahulu mengatakannya sebelum penaku menorehkannya. Tidak ada yang kuinginkan melainkan kebaikan untukmu. Semoga Allah Ta’ala melimpahkan rahmatNya untuk kita …Dan sampai bertemu di atas jalan kebaikan dengan izin Allah Ta’ala, semoga Allah memahamkanmu dengan pemahaman Ahlus Sunnah wa Jamaah. Inilah pemahaman yg benar dlm memahami kalimat tauhid.
Makna Laa ilaha illallah telah dijelaskan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dlm ayat-ayat-Nya dan telah diterangkan pula oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dlm hadits-hadits beliau.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَاعْبُدُوا اللهَ وَلاَ تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dgn sesuatupun.”
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُوْلاً أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوْتَ
“Dan sesungguh Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat : ‘Sembahlah Allah dan jauhilah Thaghut itu’.”
وَمَا أُمِرُوا إِلاَّ لِيَعْبُدُوا اللهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ
“Padahal mereka tdk disuruh kecuali supaya menyembah Allah dgn memurnikan ketaatan kepada-Nya dlm agama dgn lurus.”
Juga firman Allah Subhanahu wa Ta’ala berkenaan dgn kekasih-Nya Ibrahim ‘alaihissalam:
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيْمُ لأَبِيْهِ وَقَوْمِهِ إِنَّنِي بَرَاءٌ مِمَّا تَعْبُدُوْنَ. إِلاَّ الَّذِي فَطَرَنِي فَإِنَّهُ سَيَهْدِيْنِ
“Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapak dan kaumnya: ‘Sesungguh aku tdk bertanggung jawab terhadap apa yg kamu sembah tetapi Dzat Yang menjadikanku; krn sesungguh Dia akan memberi hidayah kepadaku’.”
Makna Laa ilaha illallah pun bisa dipahami dari ayat:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلإِنْسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُوْنِ
“Dan Aku tdk menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.”
Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَقُوْلُوا لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ -وَفِي رِوَايَةٍ: إِلَى أَنْ يُوَحِّدُوا اللهَ-
“Aku diperintah utk memerangi manusia hingga mereka mengucapkan Laa ilaha illallah.” dlm riwayat lain: “Sampai mereka mengesakan Allah.”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan bahwa makna Laa ilaha illallah adl mengesakan Allah Subhanahu wa Ta’ala dlm seluruh peribadahan. Makna Laa ilaha illallah adl tdk ada yg disembah secara haq kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala. Yaitu dgn mengikhlaskan atau memurnikan peribadahan hanya utk Allah Subhanahu wa Ta’ala semata termasuk di dlm tahkim asy-syari’ah .
Dengan ini dipahami bahwa kalimat tersebut mengandung pengertian menafikan segala bentuk Ilah menafikan segala bentuk kesyirikan dan menetapkan bahwa peribadahan itu hanya bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala semata tdk ada sekutu bagi-Nya.



HAKIKAT CINTA

Cinta itu laksana pohon di dalam hati. Akarnya adalah ketundukan kepada kekasih yang dicintai, dahannya adalah mengetahuinya, rantingnya adalah ketakutan kepadanya, daun-daunnya adalah malu kepadanya, buahnya adalah ketaatan kepadanya dan air yang menghidupinya adalah menyebut namanya. Jika di dalam cinta ada satu bagian yang kosong berarti cinta itu berkurang. Apabila Allah Subhanahu wata’ala cinta kepada kita maka seluruh makhluk di langit dan di bumi akan mencintainya, seperti hadits dari Abu Hurairah bahawa Nabi Muhammad Sholallahu ‘alaihi wassalam telah bersabda yang artinya: “Jika Allah Subhanahu wata’ala mencintai seseorang hamba, maka Jibril berseru, “Sesungguhnya Allah Subhanahu wata’ala mencintai Fulan, maka cintailah dia!” para penghuni langit mencintainya, kemudian dijadikan orang-orang yang menyambutnya di muka bumi.” [Riwayat Bukhari dan Muslim] ,Abu Daud dari hadist Abu Dzar, dia berkata: Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Amal yang paling utama ialah mencintai kerana Allah Subhanahu wata’ala dan membenci kerana Allah Subhanahu wata’ala” Imam Ahmad berkata: “Kami diberitahu oleh Isma’il bin Yunus, dari Al-Hassan bahwa Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Demi Allah, Allah Subhanahu wata’ala tidak akan mengazab kekasih-Nya, tetapi Dia telah mengujinya di dunia.” Bagaimanakah yang dikatakan hakikat cinta itu? Banyak mengingat pada yang dicintai, membicarakan dan menyebut namanya. Apabila seseorang itu mencintai sesuatu atau seseorang, maka sudah tentu  kan senantiasa mengingatnya di hati atau menyebutnya dengan lisan. Oleh yang demikian, Allah Subhanahu wata’ala memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk segera mengingat-Nya dalam  keadaan apapun ,sebagaimana difirmankan oleh Allah Subhanahu wata’ala: “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu bertemu dengan sesuatu pasukan (musuh) maka hendaklah kamu tetap teguh menghadapinya, dan sebutlah serta ingatilah Allah (dengan doa) sebanyak-banyaknya, supaya kamu berjaya (mencapai kemenangan).” [Al-Anfaal:45]
Lalu hakikat cinta yang seperti apa yang harus kita miliki,kepada siapakah kita akan memberikannya dan bagaimana memenegemennya dengan baik?
Sahabat,cinta itu hakikatnya adalah suci,,,karna Allahlah cinta itu tercipta,,,dan segala sesuatu yang berasal dari-Nya adalah suci.Pantaskah kita menodai kesucian itu dengan sebuah cinta yang belum pantas kita pelihara,yang belum pantas kita urai dengan kata-kata,yang datang belum tepat pada waktunya,dan kitapun tak bisa menjamin keabadiannya.Cinta apakah itu?Cinta yang semata mata kita tujukan pada seseorang yang belum tentu menjadi milik kita,yang belum tentu Allah mentakdirkannya menjadi pendamping hidup kita.
Saat ini tentu kita sudah tidak asing lagi dengan kata yang sudah menjadi tranding topik di masyarakat,,,,apalagi kalau bukan‘pacaran’.Banyak diantara saudara-saudara kita yang terjerumus dalam jebakan setan yang satu ini.Maka sesungguhnya bagi seorang muslim yang sudah mengetahui apa hukumnya,wajib untuk menghindari perbuatan tersebut.
Mari kita kaji bersama-sama mengapa pacaran adalah salah satu hal yang harus ditinggalkan dan harus dihapus dari kamus seorang muslim.
Hal pertama yang dilakukan seseorang ketika berpacaran adalah selalu membayangkan wajahnya,selalu mengingat-ingatnya,selalu memujinya...dan semua itu termasuk perbuatan yang mendekati zina yaitu zina hati(panjang angan-angan dan membayangkan yang tidak semestinya).Saat bertemu dengan ‘si dia’,mulailah ia memandangnya dengan tatapan penuh cinta,melihatnya seolah-olah tak ingin lepas dari memandangya,,,(termasuk zina pengelihatan;melihat segala sesuatu yang bukan menjadi haknya).Setelah puas memandangnya mulailah menggenggam tangannya,mengelus rambutnya,memeluknya,dll(termasuk ikhtilat;membaur dengan yang bukan mahram).dan masih banyak zina yang dilakukan ketika seseorang berpacaran seperti zina pendengaran,zina perkataan yang mungkin bisa berakhir dengan perbuatan zina.”naudzubillah”
Ketahuilah saudariku bahwa apapun yang kita lakukan saat ini tidak lepas dari pengawasan Allah,tidak lepas dari cataan malaikat yang akan selalu berada disamping kita,dan apapun yang kita lakukan akan dimintai pertanggungjawaban diakhirat kelak.
Bagimana dengan orang yang berdalih bahwa dia tidak pacaran,tapi hanya teman dekat,dia selalu mengingatkan dan membangunkannya untuk mengaji,sholat dhuha,tahajut, dsb...bukankah itu hal yang baik,saling mengingatkan dalam kebaikan.Apakah dalih yang seperti ini dibenarkan...? Maka jawabannya adalah tidak. Ingatlah saudariku zina itu cabangnya bermacam-macam,kalaupun kita tidak berikhtilat,tidak pacaran,tapi kasus yang satu ini sudah tentu membuat kita selalu membayangkan ‘si dia’,inilah letak dosanya karena termasuk zina hati,dan inilah yang sangat berbahaya.Mengapa? 1) Setan akan selalu membujuk rayu kita dengan beribu-ribu cara agar kita mengikuti langkahnya yang sesat(...zina...),dia menggoda kita dari arah depan,belakang,atas,bawah..hingga mungkin saja kita terperangkap dalam tipu muslihatnya...ia selalu membuat kita memandang suatu hal maksiat yang dilarang agama menjadi suatu hal yang indah dipandang oleh mata,dan menyenangkan bila dilakukan. 2) Kita tidak bisa menjamin intensitas keimanan kita,mungkin saat ini iman kita 100% baik,tapi belum tentu esok hari masih demikian.Oleh karenanya sangat mudah terjerumus dalam kemaksiatan.
Sehingga hakikat cinta yang harus kita miliki saat ini tidak lain dan tidak bukan hanyalah cinta semata-mata untuk Allah Subhanahu wata’ala,dengan mempersembahkan penghambaan terbaik kita untuk-Nya,menjauhi segala larangan-Nya dan menjalankan semua perintah-Nya.Sungguh merugilah kita bila memasukkan cinta lain dan membiarkannya tumbuh subur berdampingan dengan cinta-Nya yang susah payah kita cari dan dapatkan.Relakah kita kehilangan cinta-Nya demi mendapatkan cinta orang lain yang takkan pernah abadi.
Sahabat, yakinlah bahwa sudah merupakan janji Allah seorang wanita sholihah akan mendapatkan laki-laki sholih juga dan wanita penzina akan mendapatkan laki-laki penzina.Tidakkah cukup janji Allah itu bagi kita,???Yang harus kita lakukan sebagai muslimah saat ini adalah berusaha untuk menjadi wanita sholihah,yang kafah akan agamanya,yang mencintai Rabbnya dengan setulus jiwa,dan mengutamakan cinta itu diatas segalanya,Maka niscaya laki-laki yang akan menjadi pendamping kita kelak akan melakukan hal yang sama diluar sana,karena Allah telah mempersiapkannya untuk kita.
Adapun cara-cara untuk menghindari cinta syahwati,diantaranya:
1.Dzikrullah (ingat Allah)
2.Hindari kegiatan melamun
3.Tundukkan pandangan
4.Hindari maniak sinetron,infotaiment,film dkk
5.Isi waktu dengan berbagai hal yang bermanfaat
Penyimpangan-penyimpangan syahwati seperti pacaran,perzinaan,homosex,lesbi dll adalah bentuk-bentuk ujian cinta yag apabila tak lolos dilalui akan melahirkan bencana.Bangunlah cinta yang agung,cinta kepada Allah Subhanahu wata’ala.Yakin bahwa dengan mencintai-Nya akan mampu menyingkirkan cinta syahwat yang berujung maksiat,dengan membangun cinta alami nan sehat,yang bisa disalurkan secara syar’i(menikah bila telah mampu)
Membangun keyakinan itu dengan doa seperti yang diajarkan Rasulullah:
“Ya Allah berikan kecukupan dan kepuasan dengan apa yang Engkau halalkan dari apa yang Engkau haramkan.Ya Allah berikan kecukupan dan kepuasan dengan ketaatan kepada-Mu dari kemaksiatan kepada-Mu,Ya Allah berikan kecukupan dan kepuasan dengan karunia-Mu dari apa selain-Mu.”
Melawan gejolak syahwat,seperti berusaha untuk tidak berkhalwat atau berzina,adalah bentuk jihad terhadap jiwa,agar tetap sesuai aturan Illahi.Waspadalah terhadap godaan setan.Tak usahlah membangun ikatan-ikatan cinta seperti TTM-an,pacaran,dating,kencan dsb.padahal belum siap menikah.
“Tiga hal siapa yang tiga hal tersebut ada pada diri seseorang akan mendapatkan kelezatan iman:Allah dan RasulNya lebih ia cintai daripada selain keduaNya,dan tidaklah mencintai seseorang kecuali karena Allah,dan ia membenci kembali kepada kekufuran setelah Allah selamatkan darinya sebagaimana benci dicampakkan ke dalam api”(HR.Bukhari).

           

                                                Wallahu’alam bisawab